The Power Of Habit : Cerite ku di kabupaten/Kota kecil
Terbiasa
Suap-Menyuap
Artikel / Opini saya Ini juga dimuat di Kompasiana .com dan media online www.saktinews.com (Menjadi Opini Populer)
Habit dalam bahasa Indonesia disebut dengan kebiasaan.
Kebiasaan dengan dasar kata Biasa ini bisa kita simpulkan sendiri bahwa Kebiasaan merupakan kegiataan yang kita dapatkan karena
melakukannya berulang sampai bisa dilakukan tanpa upaya yang berarti. Dengan upaya kebiasaan Ini karakter
seseorang akan terbentuk secara otomatis dan mempengaruhi pola pikir seseorang
tersebut. Pola pikir seseorang akan terbentuk dalam sebuah bingkai yang bernama
kemampuan, bisa, mudah ,dll. oleh karena itu salah seorang Presenter terkaya di dunia Oprah wenprey mengatakan
bahwa “Kebiasaan saya tinggal di peternakan kecil nenekku dan berbicara
disetiap waktu dengan kehidupan keras ,membuat saya bisa seperti ini.” Bukan
hanya itu saja berdasarkan penelitian dari Universitas ternama di USA
mengatakana bahwa, kehidupan seseorang ditentukan dari bagaimana kebiasaan yang
ia lakukan, semakin sering seseorang melakukan kegiatan secara berulang-ulang
baik itu kegiatan Positif maupun negatif maka hal itu akan berpengaruh pada
pola pikir yang menentukan masa depan.
Terus apa hubungan kekuataan kebiasaan dengan Cerita dari
kabupaten kecil tentang suap menyuap
ini?tentu saja saya jawab akan sangat berkaitan, karena memang mengingat
kekuataan kebiasaan dalam pengaruh menjalani kehidupan sangatlah luar biasa
bagaimana akibat kebiasaan suap-menyuap yang
kita bahas ini menjadi mendarah daging di Kabupaten kecil ini dan bahkan sudah
menjadi sebuah tradisi . hal ini menurut Prof. Rhenald Kasali sudah
masuk kategori yang sangat berbahaya melebihi dari apapun. Dalam tulisan beliau
di salah satu media cetak terbesar dinegara Indonesia tercinta ini beliau
mengatakan bahwa, Indonesia akan menjadi Negara hancur cepat atau lambat jika
tingkat kesadaran suap – menyuap ini tidak diatasi dengan segera mungkin.
Kenapa Kebiasaan Suap – Menyuap Terjadi di
Kabupaten/Kota Kecil ini ?
Hal ini tentu bukanlah menjadi rahasia umum lagi untuk
masyarakat kabupaten/Kota kecil ini, berdasarkan Berita dari www.kerincinews.com
mengabarkan bahwa salah seorang anak Wali Kota Secara terang-terangan melakukan
lelang lulus Pegawai Negeri Sipil hal ini disampaikan oleh salah satu LSM yang
ada di Kabupaten/Kota kecil tersebut setelah melakukan penawaran melalui via telepon,
tawaran mulai dari 100 Juta – 200 Juta , dan kemudian LSM ini Diminta untuk Menghubungi Ajudan Wali Kota ,dan bahkan percakapan tawar Menawar Kelulusan tersebut sudah beredar di media-media cetak maupun Media Online. Tentulah membuat saya yang tidak mampu
ini geleng-geleng kepala.Bahkan Konon katanya kebiasaan tarif tersebut menjadi
tarif Masuk Pegawai Negeri Sipil Termahal di Indonesia.
Kebiasaan yang sudah menjadi tradisi ini selalu saja
menjadi buah bibir Masyarakat kabupaten turunan suku Melayu Tua didunia yang
menetap sejak zaman Mezoliticum ini. Ada yang mengecam atas kebiasaan suap
menyuap tersebut ,walaupun mereka mengecam namun pada kenyataannya sebagian
mereka terlibat langsung melakukan praktek kebiasaan suap menyuap tersebut namun
dinyatakan tidak lulus.
Serta ada pula yang mengatakan itu bagian dari
rezeki mereka.nah orang-orang yang mengatakan ini sebagian adalah mereka yang
ikut dalam kebiasaan suap menyuap tersebut yang dinyatakan lulus atau keluarga
,sahabat mereka yang lulus.
Kecendrungan yang sudah mendarah daging ini , tentulah
sudah menjadikan suatu penyakit masyarakat yang baru. Saya tidak ingin terlalu
jauh membahas tentang Suap menyuap dari segi teori, karena menurut saya, jawaban
dari orang –orang yang mengatakan bagian dari rezeki dlll sudah ditulis kakak saya Nani Efendi yang berjudul “Rombak
Total Sistem penerimaan CPNS” dan “Menyogok Untuk Menjadi PNS dalam Tinjauan
Islam”, kemudian tulisan dari kakak saya Hefri Oktoyoki, S tentang “ Say No To
Suap” sudah dengan lengkap jawaban dari
semua itu .
Kebiasaan
yang terjadi ini disebakan salah satu faktor yakni adanya keinginan masyarakat
untuk lebih dihargai, jaminan hidup, pekerjaan yang tidak terlalu capek dan
adanya pensiun, Serta masa depan Pasti. Orang-orang yang hidup di Kabupaten/Kota Kecil ini rata-rata mempercayai bahwa status seseorang yang menjadi Pegawai
negeri Sipil yang mempunyai Nomor Induk Pegawai
ini akan sangat dihormati,tidak peduli entah itu mereka Pegawai negeri
Sipil golongan apa, yang mereka tahu itu, PNS memiliki gaji dan mempunyai masa
depan mereka lebih memilih zona nyaman kaya tidak dan miskinpun tidak (belum
ada satupun lembaga penelitian atau survey yang menyatakan Pegawai Negeri Sipil
pernah menjadi orang terkaya di Dunia atau orang termiskin di Dunia) . Aneh
bukan? bahkan Paradigma seperti ini sudah lama terbentuk ketika awal mulainya harga dari sector Perkebunan seperti kulit manis, kopi,
cabe turun harga yang menjadi andalan masyarakat kabupaten
kecil ini mencari nafkah.
Cerita
Unik yang pernah terjadi, suatu ketika
dikabupaten/Kota kecil ini ada dua orang pria, yang satu berprofesi sebagai Pegawai
Negeri Sipil dan satunya lagi adalah Seorang pengusaha sukses. Mereka berniat
hendak melamar seorang gadis , dan pada
akhirnya lamaran seoerang Pegawai Negeri Sipil itulah yang diterima oleh
keluarga dari sang gadis ini, bahkan orang tua sang gadis sanggup membayar
Pegawai Negeri Sipil yang bergaji 2 juta ini dengan sebuah Mobil.sedangkan pria
yang berprofesi sebagai Pengusaha ini yang mempunyai penghasilan rata-rata
bersih satu 10 juta satu minggu ditolak dengan alasan, Pegawai Negeri Sipil ini
lebih menjanjikan, punya uang pensiun, dari pada Pengusaha ini takutnya nanti
bisa bangkrut dll. Aneh bukan?.. ya itulah uniknya kabupaten kecil yang
mempunyai bahasa dan dialek spesifik (Bahasa ) dengan tulisan Rencong Srik ini.
Paradigma
yang sudah terbentuk seperti ini adalah buah dari sebuah kebiasaan. Mereka
terbiasa dengan terbentuk pola pikir bahwa Pegawai Negeri Sipil Jauh lebih baik
dan aman dibandingkan dengan seorang pengusaha sekalipun, tidak penting
hidup kaya, yang pasti cukup untuk
kebutuhan sehari-hari.Padahal jika kita hitung secara Matematika pengusaha
itulah yang akan Hidup aman walaupun dinyatakan bangkrut sekalipun (artikel
lengkap ini akan dibahas untuk selanjutnya .
Kemudian ditunjau dari Kurangnya Perusahaan Swasta atau
Negara yang berskala besar di Kabupaten Kecil ini. Berdasarkan data yang saya
peroleh sekitar 14,5% (kerincikab.wordpress.com) .Namun yang pasti secara kasat mata ,
perusahaan di Kabupaten Kecil ini tidak sebanding dengan Kabupaten tetangga
dalam lingkup Provinsi jambi. Jadi masyarakat kabupaten Kecil ini hanya mempunyai
pilihan , Merantau Keluar daerah untuk bekerja atau Menjadi Pengusaha,Menjadi
TKI Ke Malaysia (Kabupaten Kecil ini termasuk salah satu kabupaten di Indonesia
terbanyak mengirimkan tenaga kerja ke Malaysia), dan terakhir tetap di kampung
menjadi Petani atau Pegawai Negeri Sipil yang hampir sebagian dilakukan dengan
Suap –Menyuap.
Emas Diuji dengan Api ( Manusia Diuji dengan
Uang )
Saya selalu ingat apa yang disampaikan oleh salah seorang
Prof mata kuliah Manajemen saya disini
yang mengatakan bahwa “ Emas Diuji dengan Api (Manusia Diuji
dengan uang) pepatah kuno China ini sangatlah terkenal di Dunia. Di
Indonesia, Artikel tentang pepatah kuno china ini ditulis
oleh Prof. Rhenald Kasali di Jawa Pos 21 januari 2013 (lebih jelas http://rhenald-kasali.blogspot.ru/2013/01/emas-diuji-dengan-api-manusia-diuji.html).
Si penerima Suap tentulah sudah menjadi Kebiasaan
menerima uang Haram ini, kenapa tidak, hanya bermodalkan Bicara, Handphone, dan
teman mereka akan mendapatkan uang dengan mudah dalam waktu yang relative
singkat. Siapa yang tidak mau mendapatkan uang 80 juta atau 100 juta hanya
dengan bermodalkan Handphone , apalagi diperparah sampai saat ini Polisi di
Kabupaten/Kota kecil ini belum bisa melacak terlalu banyak para penerima suap ini, kemudian tidak ada keinginan masyarakat membawa masalah Suap- Menyuap ini ke Polisi, Mereka beranggapan ,masalah ini akan menjadi lebih parah lagi, jika sudah
sampai ke polisi, orang-orang di kabupaten.Kota ini mengatakan jika masalah sudah
sampai ke Polisi .maka “hutang kambing
terbayar namun kita akan membayar hutang Kerbau”. Maka dari itulah
kebiasaan dari penerima suap ini terbentuk paradigma baru seperti berjualan
baju saja, tawar Menawar, cocok ada uang, dan jadi. Jika gagal maka uang akan di
kembalikan, jika Lulus maka akan ada acara kenduri bersama.
Sebenarnya, secara psikolgis
kebiasaan buruk seperti itu ,akan menimbulkan penyesalan serta penolakan
bathin, namun karena adanya "ujian uang" tersebut itulah dan ditambah sebagian
dorongan dari istri-istri/suami-suami yang mengingkan segala sesuatu membuat
sang penerima suap dengan tegas mengiyakan atau menyanggupi meluluskan mereka.
Karena itulah Kebiasaan ini menjadi
mendarah daging di Kabupaten/Kota kecil ini. Jika kebiasaan ini terus terjadi maka
Kabupaten/Kota kecil ini tidak akan pernah mampu bersaing atau keluar dari zona biasa saja menjadi luar biasa. Karena biasanya sebagian Mereka Beranggapan “saya
menjadi PNS bayar disini, lebih baik memikirkan bagaimana cara mengembalikan
pinjaman uang masuk PNS dengan cara apapun ,entah dengan korupsi Dll. Masalah
pekerjaan, saya bekerja seadanya saja namun akan bekerja giat jika ada uang ".
Motivasi ini berbeda jika PNS lulus dengan Murni, biasanya Mereka Beranggapan" akan bekerja lebih giat, tanpa beban dan bahkan berpikir
bagaimana cara untuk menaikkan Haji orang tua dengan uang halal, bukan dengan
uang haram. Jadi Kekuatan Kebiasaan ini
tergantung dari kemana arah kita akan membawanya, lebih buruk, lebih baik, atau
biasa saja.
Saya
tidak bermaksud bahwa Pilihan Menjadi PNS itu adalah pilihan yang buruk, bahkan
sayapun berkeinginan mengabdi kepada Negara, namun Caranyalah yang Buruk . Kita
berharap Kabupaten/Kota Kecil segera berubah, Bukan saatnya saling menyalahkan,
Namun saat ini adalah turun tangan bersama merubah kebiasaan buruk ini, Saya
Optimis Jika semakin banyak masyarakat kerinci berniat meninggalkan kebiasaan
buruk ini. Saya yakin kabupaten/Kota Kecil ini akan menjadi kabupaten/Kota Besar walaupun
ia berada di perbatasan antara dua Provinsi Di sumatera. Dan bahkan saya membayangkan suatu saat nanti kabupaten /Kota ini akan menjadi Pelopor bagi seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia tentang Kebersihannya dalam Suap-Menyuap, Kemiskinan yang tidak ada, dan tentunya Bebas Dari KKN
Russia 09 januari 2014
Emaridial ulza
5 Komentar
keren analisisnya.. opininya santai, tidak terlalu berat .. sukses selalu bung
BalasHapusterima kasih mas.. sukses selalu
Hapussemua ini terjadi diseluruh Indonesia mas..:(
BalasHapusyah,, Semoga saja Pemerintah Indonesia segera merubah sistem ini.. :).
Hapusharus ada niat dari pemerintah untuk mencari solusi dari semua ini.. jika niat tidak ada.. bagaimana pelaksanaanya nantinya.. thank for sharing
BalasHapus